Pertama kali mengenal internet
sekitar tahun 2000- an, saat itu internet masih jadi ‘barang mahal’. Untuk bisa
mengaksesnya harus ke warnet atau kalau mau gratisan ke perpustakaan jurusan tapi
ngantri. Saya mengaksesnya hanya untuk mencari literatur atau jurnal ilmiah
untuk tugas akhir (skripsi). Memasuki dunia kerja, bisa agak leluasa
menggunakan internet di kantor, selain untuk email dan urusan pekerjaan juga mulai kenal
blog dan friendster. Baru pada tahun 2009, saya benar-benar leluasa mengakses
internet karena saat itu saya menempati
rumah baru, memasang telpon rumah plus berlangganan internet, setelah sebelumnya mendapat promo
gratis (plus modem tentunya) selama 3
bulan.
Suatu
hari, modem saya sukses tersambar petir dan harus menunggu beberapa hari untuk
bisa kembali normal. Setelah petugas menyatakan modem tidak bisa diperbaiki dan
harus membeli yang baru. Untunglah saya masih bisa mengakses internet di
kantor.
Jika sehari tanpa internet?! Ehm,
apa rasanya ya...Yang pasti jika sehari tanpa internet terjadi secara global di
seluruh dunia, akan kacau balau. Bagaimana tidak, semua transaksi perbankan
terkoneksi dengan internet, sistem suplay
chain manajement di perusahaan-perusahaan terhubung dengan internet agar
terkoneksi dengan departemen terkait atau perusahaan cabang di luar negeri, sistem
pembayaran beragam tagihan rumah tangga seperti air, listrik, telpon dan leasing. Ribuan pesan dan transaksi jual
beli online terhenti. Jadwal penerbangan terhenti. Terbayang kan berapa
kerugian yang bisa terjadi? Atau malah mungkin terjadi chaos.
Dan internet tidak hanya penting
untuk urusan pekerjaan formal di kantor-kantor, pelaku online shop, para
pelajar atau mahasiswa.