Senin, 25 Maret 2013

Berkunjung Ke Hutan Kota



Piknik itu apa sich, Ma?” tanya Azka suatu malam saat saya menemaninya menggambar.

“Piknik itu kita pergi ke tempat wisata dan bersantai di sana. Duduk sambil makan-makan.”

“Aku mau piknik ke Kebun Raya Bogor, Ma. ”


Saya sedikit heran karena Azka tahu kebun raya padahal kami tidak pernah mengajaknya.

“Memangnya Azka tahu kebun raya itu tempatnya seperti apa?” tanya saya pura-pura.

“Kebun tapi seperti hutan, kata Kimi, seru piknik di sana.”


Oalah jadi gara-gara cerita temannya toh Azka mendadak ingin ke Kebun Raya Bogor.


Kimi adalah teman sebaya Azka yang juga tetangga. Kami biasanya mengajak Azka dan Khalif hanya sampai depan istana presiden melihat dan memberi makan rusa-rusa di sana. Kami pikir, Azka terlalu kecil untuk diajak ke kebun raya, khawatir bosan hanya melihat pohon.


Kami meluruskan permintaan Azka jalan-jalan  ke Kebun Raya Bogor.  Kami berangkat dari rumah pukul tujuh agar saat sampai lokasi belum terlalu ramai sehingga kami benar-benar bisa menikmati  suasana kebun raya yang rindang dan sejuk.



Di Kebun Raya Bogor


Tiket masuk ke seharga empat belas ribu rupiah dan anak di bawah usia lima tahun gratis. Kendaraan roda empat bisa masuk kecuali hari minggu.


Dugaan saya salah, ternyata Azka tertarik dengan beragam pohon, tanaman hias dan bunga yang terdapat disana. Bertanya ini itu dan mendengarkan penjelasan kami dengan serius. 


“Agar bunga teratai kok gak nempel di tanah, Ma. Kalau akarnya di makan ikan atau kodok bunga teratainya mati ya, Ma?”

“Ikan sama kodok tidak makan akar bungan teratai. Malah daun teratai itu tempat kodok duduk, beristirahat.”

“Emang daunnya kuat? Gak sobek?”

“Kuat.”


Saya membiarkan Azka bergerak kesana-kemari dan menyentuh setiap pohon dan bunga yang dilihatnya dengan syarat tidak boleh di petik.

Salah satu pohon yang membuat Azka terheran-heran lagi adalah pohon yang akarnya sangat panjang, besar dan menjulur ke atas. Ini fotonya.

salah satu pohon yang dikagumi Azka, berakar diluar tanah dan menjulur ke atas

“Kalau pohonnya besaaaar sekali berarti pohonnya udah lama ada di sini ya, Ma.”


Lalu kami mengajak Azka ke Botanical Garden, di tempat ini dijual beragam tanaman hias dan benih.

“Biji ini kalau di tanam di tanah jadi pohon kan ya, Ma.”


Di botanical garden
Azka memiliki ingatan dan daya nalar cukup baik, sehingga penjelasan kami cepat dipahaminya. Hal ini karena stimulasi yang sering kami berikan melalui buku-buku yang kami bacakan atau membawa Azka bermain di taman yang ada di perumahan kami. Azka tidak asing lagi dengan alam lingkungan.

Stimulasi kami dibangun  dalam suasana hangat, penuh cinta dan kasih sayang. Atau penerapan  pola asah, asih dan asuh.  Karena merawat dan mengasuh anak dengan melibatkan perasaan cinta dan kasih sayang membantu tumbuh kembang dan kecerdasan anak lebih optimal.

Selain stimulasi juga kami barengi dengan asupan nutrisi untuk perkembangan otaknya, yaitu dengan memberinya makanan bergizi dan melengkapinya membantu   pertumbuhan otak, melindungi sel –sel otak serta memastikan otak dan retina mata bekerja dengan optimal.  DHA nya yang berasal dari Minyak Hati Ikan Cod di perairan atlantik sehingga bebas dari pencemaran. Kandungan   sari jeruk dari Seven Seas memberikan rasa manis segar disukai anak-anak.




Keaktifannya tumbuh karena saya dan suami sering meluruskan permintaannya jika permintaan itu berhubungan dengan n rasa ingin tahunya. Memberi ruang bergerak yang bebas kepada Azka selama tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Sedangkan kemandiriannya karena kami selalu mendukung dan memberinya kesempatan untuk melakukan sesuatu sendiri, kalau salah kami menasehati bahwa kesalahannya  itu karena dia masih kecil dan perlu belajar lagi. Tidak boleh meminta bantuan  selama dia bisa melakukannya sendiri.


quality time
Mampir ke Museum Zoologi



Museum  Zoologi terletak di dalam area Kebun Raya Bogor dan untuk masuk ke sana kita tidak dibebani tiket lagi. Tempat yang lebih seru di mata Azka. Banyak binatang yang selama ini dilihatnya di buku atau saat kami mengajaknya ke Taman Safari, kini bisa dilihatnya dalam lmari-lemari kaca besar.


“Ini binatang yang diawetkan,” terang Abinya (panggilan Azka untuk papanya).

“Diawetkan itu apa, Abi.”

“Diberi zat atau cairan tertentu yang membuat binatang yang sudah mati ini tidak busuk.”

“Kasian ya, Abi.”

“Kasian kenapa?”


“Kalau ingin ketemu mama sama abi atau adiknya gimana?” tanya Azka dengan nada sendu.


 “Tapi dengan begitu kita jadi belajar tentang hewan,” ujar Abi setelah beberapa saat terdiam.


Di museum Zoologi


Wisata ke Kebun Raya Bogor tergolong murah meriah namun sangat  edukatif, mengenalkan Azka pada keberagaman flora, fauna dan mencintai dan memelihara lingkungan.